Penyebab – Penyebab terjadinya tsunami

stunami

A. Gempa Bumi
Sebagian besar tsunami disebabkan oleh pergeseran lempeng tektonik di dasar samudra sehingga saling menujam. Akibat tunjaman itu sebuah bongkahan dari dasar samudra tiba-tiba terdorong ke atas, atau tiba-tiba turun. Akibatnya air laut tiba-tiba terdorong ke atas atau tiba-tiba tersedot turun. Gerakan vertikal pada lempeng ini mengakibatkan gangguan kesetimbangan air yang ada di atasnya. Hal ini menyebabkan aliran energi laut yang ketika di tepi panai menjadi gelombang besar yang memindahkan sejumlah besar air laut ke daratan.
Berdasarkan letak geomorfologis Indonesia dilalui jalur gunung berapi yang aktif dan zone pertemuan antara tiga lempeng tektonik raksasa, yaitu lempeng Hindia-Australia yang bergerak 7 cm pertahun, lempeng Pasifik bergerak 11 cm per tahun, lempeng Euro-Asia serta beberapa lempeng lebih kecil seperti lempeng Philipina. Lempeng-lempeng itu senantiasa bergerak dan saling bertumbukan satu sama lainya. Gerakan lempeng itu tidak bisa kita rasakan, baru pada saat terjadi gempa akan terasa seolah kita melayang seperti naik di papan selancar.
Tsunami terutama disebabkan oleh gempa bumi di dasar laut. Tsunami yang dipicu akibat tanah longsor di dasar laut, letusan gunungapi dasar laut, atau akibat jatuhnya meteor jarang terjadi. Tidak semua gempa bumi mengakibatkan terbentuknya tsunami. Syarat terjadinya tsunami akibat gempa bumi adalah:
1. Pusat gempa terjadi di dasar laut
2. Kedalaman pusat gempa kurang dari 60 km
Berikut merupakan kejadian tsunami utama yang pernah terjadi sekitar abad 20 dalam sejarah:
3 2006, Pada tanggal 17 Juli terjadi gempa 5,7 sekala Richter yang di ikuti tsunami setinggi 10 meter di Selatan Pulau Jawa, Indonesia dengan korban tewas sekitar 500 jiwa
4 2005, Pada tanggal 28 Maret terjadi gempa 8,7 sekala Richter yang di ikuti tsunami di P. Nias dan P. Simeulue dengan korban tewas sekitar 1000 orang.
5 2004: Gempa bumi di Lautan India 8,9 skala Richter menyebabkan tsunami melanda banyak negara Asia Selatan, Asia Tenggara dan Afrika korban tewas lebih dari 250,000 orang.
6. 1998: Gempa bumi berukuran 7.0 di perairan Papua New Guinea menghasilkan ombak setinggi 10 m, dan membunuh lebih 6,000 orang.
7 1976: Tsunami yang melanda Filipina mengorbankan lebih 5,000 orang.
8 1960: Gempa bumi paling besar dalam sejarah (berukuran 9.5) di selatan perairan Chile menghasilkan tsunami di Lautan Pasifik dan membunuh lebih 3,000 orang di Chile dan Hawaii.
9 1946: Gempa bumi berukuran 7.8 berhampiran Alaska, Amerika Syarikat menghasilkan ombak besar setinggi 35 m, dan membunuh sebanyak 165 orang.
10 1755: Tsunami menghancurkan Lisbon, Portugal dan mengorbankan kira-kira 60,000 orang.
Kejadian Tsunami yang signifikan di Indonesia
B. Tanah Longsor
Tsunami juga dapat disebabkan oleh tanah longsor, baik yang terjadi di atas permukaan air laut yang kemudian masuk ke dalam laut, atau tanah yang terjadi di bawah permukaan laut. Tanah longsor bisa disebabkan oleh badai, gempa bumi, hujan, atau bahkan penumpukan sedimen secara terus menerus pada lereng.
Lingkungan tertentu secara khusus mudah terpengaruh oleh terjadinya longsor penyebab tsunami. Sebagai contoh, delta-delta sungai dan lereng curam bawah laut, yang berada di atas ngarai bawah laut, kemungkinan menjadi tempat terjadinya tanah longsor yang menyebabkan tsunami. Pada tahun 1929, tsunami di Kepulauan Grand Banks, Newfoundland, kemungkinan besar disebabkan oleh longsor bawah laut dalam skala besar di paparan benua.
C. Letusan Gunung Berapi
Tsunami juga bisa disebabkan oleh letusan gunung berapi yang berada di tengah lautan. Tsunami vulkanik ini memang jarang terjadi, tetapi akibat yang ditimbulkan sangat mengerikan. Hal ini disebabkan jauhnya jarak yang dilalui tsunami dan kerusakan yang ditimbulkan oleh tsunami sepanjang jalur yang dilaluinya. Sebagai contoh pada tahun 1883: Letupan gunung berapi Krakatau di Selat Sunda menghasilkan tsunami setinggi 35 m, dengan radius 120 km, dan mengorbankan 36,000 orang.
Sepanjang sejarah setidaknya telah terjadi 92 tsunami besar yang disebabkan aktivitas gunung berapi. Sekitar 25% dari jumlah ini disebabkan oleh gempa bumi yang menyertai letusan gunung berapi dan 25% lainnya disebabkan oleh aliran piroklasik yang mempengaruhi air. Sekitar 20% diakibatkan oleh letusan vulkanik bawah laut, 10% karena runtuhnya kaldera, dan 20% lainnya disebabkan oleh berbagai jenis longsoran vukanik lainnya.

Postingan Populer